FAKTOR-FAKTOR
YANG MENJADI PENGARUH MINAT BELI KONSUMEN
Digna Sevira Tienneke
A.2015.1.33297
1.
Pendahuluan
1.1 Latar
belakang
Dewasa ini, dunia bisnis di Indonesia mulai banyak
berkembang. Mulai dari kalangan remaja hingga lanjut usia merambah dunia bisnis
disela-sela rutinitas sehari-hari mereka. Bisnis menjadi sesuatu yang
menjanjikan ketika kita dapat menyeriusinya. Seperti halnya mahasiswa yang
disibukkan dengan banyak tugas kuliah dari pagi hingga larut malam, masih saja
mencari kesibukan lain dengan menekuni dunia bisnis. Yang saya akan bahas dalam
artikel kali ini adalah tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat
beli konsumen.
Mungkin dari pembaca sekalian ada yang baru memulai
bisnis dalam bidang dessert home made alias rumahan, atau ada pula yang sudah
mempunyai dan saat ini sedang mengembangkannya. Untuk menjalankan dan
mengembangkan bisnis rumahan, ada beberapa strategi yang perlu kita lakukan
agar penjualan kita tetap berjalan efektif. Dalam artikel kali ini, akan
dibahas tentang pengaruh apa saja yang dapat mempengaruhu minat beli konsumen.
Seperti minat beli konsumen itu sendiri, daya tarik iklan, kompetensi tenaga
penjualan, dan nilai dari seorang pelanggan. Setelah dipaparkan faktor-faktor
tersebut diatas, pembaca akan dapat dengan mudah memulai dan menjalankan usaha.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.2.1
Bagaimana daya tarik iklan dapat menjadi
faktor yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen?
1.2.2
Bagaimana kompetensi tenaga penjualan
dapat menjadi faktor yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen?
1.2.3
Bagaimana nilai pelanggan dapat menjadi
faktor yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen?
1.3 Tujuan
1.3.1
Menjelaskan pengaruh daya tarik iklan terhadap minat beli konsumen
1.3.2
Menjelaskan pengaruh kompetensi tenaga penjualan (marketer) terhadap
minat beli konsumen?
1.3.3
Menjelaskan pengaruh nilai pelanggan terhadap minat beli konsumen
2.
Pembahasan
2.1 Daya tarik iklan dapat berpengaruh kepada minat beli konsumen. Pada dasarnya
iklan adalah semua bentuk penyajian komunikasi non personal tentang ide-ide,
produk, dan jasa dengan maksud utama yaitu mempengaruhi konsumen agar mau
membeli produk yang ditawarkan (Dun & Darban, 1982). Ehrenberg menyatakan bahwa iklan dapat meningkatkan
kesadaran akan merk, mendorong percobaan terhadap merk, dan menekankan
pembelian terhadap produk. Representasi periklanan mempunyai arti penting bagi
komunikasi produsen dengan konsumennya. Untuk melakukan pendekatan kepada
konsumen dan agar pesan mudah tersampaikan, perlu digunakannya
appeals. Daya tarik dapat berarti meaningful, distictive, dan seharusnya pesan yang terkandung harus
dapat dipercaya. Semakin tinggi daya tarik iklan semakin tinggi pula minat beli
konsumen. Dari topik yang saya bahas tentang faktor yang dapat mempengaruhi
minat beli konsumen terhadap , daya
tarik iklan yang akan diterapkan adalah dengan menggunakan brosur atau poster
yang disebarluaskan lewat media internet maupun dunia nyata. Iklan yang
dimaksud tidak selalu tentang iklan yang dapat dilihat dan ditayangkan di
televisi. Promosi melalui iklan juga dapat dilakukan dengan
menyebarluaskan broadcast message melalu aplikasi blackberry massanger. Dengan
maksud menghemat uang, tenaga, dan waktu.
2.2 Pengaruh tenaga penjualan (Marketing Officer) terhadap minat beli
konsumen.
Dalam
hal ini Marketing Officer dapat diartikan sebagai keahlian tenaga penjualan
dalam melakukan aktifitas penjualan. Liu dan Lench (2001, hlm. 149) menyatakan
bahwa keahlian tenaga penjualan merupakan keyakinan akan adanya pengetahuan
khusus yang dimiliki oleh tenaga penjualan tersebut yang mendukung hubungan
bisnis. Kompetensi tenaga penjualan biasanya lebih sering ditunjukkan melalui
solusi yang diberikannya dalam melayani pelanggan. Kompetensi tenaga penjualan
mengindikasikan adanya nilai tambah yang diberikan pada pelanggan. Hal ini
berarti semakin tinggi kompetensi tenaga penjualan maka semakin pula nilai
tambah yang diberikan kepada pelanggan tersebut. Cravens (1993, hlm.49)
,enyatakan bahwa kinerja trenaga penjualan (salesforce)
terbentuk dari tiga indicator yang saling berhubungan, yaitu:
a. Salesforce nonselling behavioral
performance, merupakan aktifitas yang dilakukan
tenaga penjualan pada waktu tidak melakukan aktifitas penjualan secara
langsung, misalnya menyediakan informasi bagi para calon pembeli.
b. Salesforce selling behavioral
performance, merupakan aktifitas yang dilakukan oleh
tenaga penjualan yang dapat berakibat langsung pada penjualan, misalnya pada
waktu tenaga penjualan melakukan presentasi. Kotler (1997, hlm.297) menjelaskan
bahwa dalam melakukan presentasi seorang tenaga penjualan sebaiknya mengikuti
rumus AIDA guna memperoleh perhatian (action),
menimbulkan minat (interest),
membangkitkan keinginan (desire), dan
menghasilkan tindakan (action).
Selama mempresentasikan produk tenaga
penjualan perlu menekankan manfaat yang diperoleh pembeli dengan memperlihatkan
keistimewaan produk.
c. Salesforce outcome performance,
merupakan hasil akhir yang ditunjukkan oleh tenaga penjualan sebagai penilaian
atas kinerjanya selama ini. Kinerja tenaga penjualan salah satu contohnya
ditunkkan dengan indicator penjualan total.
Hasil penelitian Doney dan Cannon (1997, hlm 44)
menunjukkan bahwa keahlian yang dimiliki oleh tenaga penjualan akan berpengaruh
positif dengan kepercayaan terhadap tenaga penjualan itu dan pada akhirnya akan
mempengaruhi keinginan perusahaan pembeli untuk membeli ke perusahaan penjual.
Hal ini menunjukkan pentingnya peran tenaga penjualan.
2.3 Pengaruh nilai pelanggan terhadap minat beli
konsumen.
Zeithaml (1988) mendefinisikan bahwa nilai pelanggan
adalah penilaian menyeluruh atas kegunaan suatu produk berdasar presepsi atas
apa yang diterima dan apa yang dikorbankan (Woodruff, 1997). Memberikan nilai
pelanggan yang tinggi seharusnya menjadi tujuan utama dari semua bisnis karena
pelanggan membuat keputusan berdasarkan nilai yang diterima (Naumann, 1995). Pelanggan
akan membeli produk atau jasa dari perusahaan yang mereka yakini menawarkan
nilai pelanggan yang tinggi.
Fonell,
et al. (1996) mengatakan bahwa persepsi nilai pelanggan merupakan factor
penentu kepuasan pelanggan. Para penjual dapat meningkatkan persepsi nilai
dengan meningkatkan persepsi pembeli terhadap kualitas produk atau manfaat,
relatif terhadap harga jual.
Penelitian
yang dilakukan oleh Sethuraman pada tahun 2003 menunjukkan hubungan yang
positif antara persepsi kualitas dan konsistensi kualitas dari sebuah produk
dan minat beli terhadap produk tersebut.
Li et al.
(1999) menemukan bahwa pengetahuan tentang saluran internet, kenyamanan,
pengalaman, aksesibilitas, dan utilitas yang diterima merupakan kunci yang
mempengaruhi perilaku konsumen.
3. Penutup
3.1 Simpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagai pelaku ekonomi, kita perlu
peka terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Daya
tarik iklan iklan dapat
meningkatkan kesadaran akan merk, mendorong percobaan terhadap merk, dan
menekankan pembelian terhadap produk. Representasi periklanan mempunyai arti
penting bagi komunikasi produsen dengan konsumennya. Untuk melakukan pendekatan
kepada konsumen dan agar pesan mudah tersampaikan, perlu digunakannya
appeals. Daya tarik dapat berarti meaningful, distictive, dan seharusnya pesan yang terkandung harus
dapat dipercaya.
Daftar Rujukan
Samu, Shidar. (1999) Indikator Produk Sukses
Terbeli. Diambil 30 Mei 2016 dari http://www.pustakakarya.com