JULIUS
CAESAR (100 SM-44 SM)
Tatkala suasana politik bukan alang-kepalang
hangat dan tajamnya, lahirlah di Roma seorang militer dan politikus Romawi yang
masyhur, Gaius Julius Caesar, tahun 100 SM.
Di abad kedua sebelum Masehi, sesudah
kemenangannya menundukkan Cartago dalam Perang Punik kedua, orang-orang Romawi
sudah berhasil mendirikan kekaisaran yang luas. Penaklukan ini membikin mereka
punya harta melimpah. Tetapi, peperangan membikin keadaan sosial ekonomi porak
poranda dan banyak petani terusir dari sawah ladangnya. Senat Romawi, yang
asalnya semacam dewan kota kecil, terbukti tak mampu mengatur negeri yang sudah
begitu melebar secara efisien. Korupsi politik merajalela dan seluruh daerah
Laut Tengah menderita sangat akibat ketidakbecusan pemerintah Romawi.
Di Roma
sendiri, bermula pada tahun 133 SM, sudah terjadi kekacaubalauan dalam masa
yang cukup lama. Politisi, para jendral dan para demagog saling bergulat
merebut kursi kekuasaan dan pasukan pemberontak (seperti yang dipimpin Marius
tahun 87 SM dan yang dipimpin Sulla tahun 82 SM) bergerak langsung ke jantung
Roma. Kendati kebrengsekan pemerintahan sudah jelas-jelas bagi setiap orang,
umumnya rakyat Romawi masih tetap ingin mempertahankan sistem pemerintahan
republik. Julius Caesar mungkin pemimpin politik penting
pertama yang dengan gamblang melihat bahwa pemerintahan demokratis di Roma tak
ada faedahnya dipertahankan, dan memang sesungguhnya sudah lama tak ada bawa
faedah.
Caesar
sendiri berasal-usul keluarga bangsawan lama. Dia peroleh pendidikan baik dan
sebagai anak muda dia sudah menceburkan diri ke dunia politik. Pelbagai jabatan
yang pernah dipegangnya, pertumbuhan karier politiknya yang mengesankan,
hubungan persekutuan yang pernah dibuatnya, secara detail tidak akan dijabarkan
di sini. Tetapi, tahun 58 SM ketika usianya menginjak empat puluh dua Julius Caesar ditunjuk sebagai gubernur yang membawahi tiga propinsi
di bawah Roma: Cisalpine Gaul (bagian utara Itali); Illyricum (daerah pantai
Yugoslavia kini); dan Narbanese Gaul (pantai Perancis sekarang). Di bawah
komandannya saat itu ada empat pasukan Romawi yang beranggotakan 20.000
tentara.
Selama tahun-tahun antara 58-51 SM, Caesar menggunakan pasukan itu menyerbu dan menaklukkan sisa
daerah Gaul, daerah yang kira-kira terdiri dari Perancis dan Belgia kini,
berikut bagian-bagian dari Swiss, Jerman, dan Negeri Belanda. Meskipun jumlah
pasukannya teramatlah sedikit, dia berhasil memukul orang-orang Gallik dan
sekaligus memperluas daerah kekuasaan Romawi hingga menyentuh Sungai Rhine. Dia
juga mengirimkan dua ekspedisi ke Inggris, tetapi tidak berhasil menaklukkan
secara permanen.
Penaklukan Gaul membuat Caesar --yang memang sudah menjadi pemuka politik-- seorang
pahlawan tatkala kembali ke Roma. Dan di mata lawan-lawan politiknya malahan
terlampau populer dan terlampau kuat. Ketika kendali komando militernya
berakhir, dia diperintahkan oleh Senat Romawi kembali ke Roma dan menjadi
penduduk biasa. Yang artinya tanpa punya pasukan samasekali. Caesar khawatir, dan kekhawatiran ini beralasan, karena jika
dia kembali ke Roma tanpa pasukan, lawan-lawan politiknya akan menggunakan
peluang menghancurkannya. Oleh sebab itu, di malam tanggal 10-11 Januari 49 SM,
dalam perlawanan terbuka terhadap Senat, Caesar
memimpin pasukannya menyeberangi Sungai Rubicon di belahan utara Italia dan
menuju Roma. Ini merupakan langkah melanggar aturan dan tak lain daripada suatu
pemula perang saudara antara pasukan Caesar
di satu pihak melawan pasukan yang setia kepada Senat di lain pihak.
Pertempuran berkecamuk tak kurang dari empat tahun lamanya yang akhirnya
dimenangkan oleh Caesar. Pertempuran penghabisan yang
menentukan terjadi di Munda, Spanyol, tanggal 7 Maret 45 SM.
Caesar
berkesimpulan bahwa despotisme yang efisien yang diperlukan Romawi hanyalah dia
yang bisa melakukannya. Dia kembali ke Roma bulan Oktober tahun 45 SM dan
segera menjadi diktator seumur hidup. Di bulan Februari 44 SM dia ditawari
mahkota tetapi mentah-mentah ditolaknya. Meskipun dia sudah jadi diktator
militer, ini belum cukup meyakinkan secara mantap lawan-lawan yang berhaluan
republik. Tanggal 15 Maret 44 SM, Caesar
terbunuh di sidang Senat oleh tangan sebuah komplotan.
Di masa-masa akhir hayatnya, Caesar merancangkan pelbagai program perbaikan. Dia
merencanakan penempatan veteran tentara serta kaum miskin penduduk Romawi di
dalam suatu masyarakat baru di seluruh kekaisaran. Dia pun memperluas
kewarganegaraan Romawi dengan memberi kesempatan kepada pelbagai golongan
memasukinya. Dia merencanakan meletakkan dasar administrasi seragam untuk
seluruh pemerintahan kota-kota di seluruh negeri. Dan tak lupa rencana
pembangunan, serta kodifikasi hukum Romawi. Yang tidak berhasil dilakukannya
adalah menyusun sistem konstitusi yang memuaskan untuk pemerintah Romawi. Dan
inilah mungkin yang menjadi sebab utama kejatuhannya.
Karena selisih satu tahun antara kemenangan Caesar di Munda dengan terbunuhnya dia di sidang Senat di
Roma, banyak rencana-rencananya tak sempat diterapkan. Karena itu sukar diperkirakan
kesempurnaan pemerintahan yang bagaimana yang akan bisa dinikmati andaikata Caesar dapat terus hidup. Dari semua perbaikan-perbaikan, yang
paling punya akibat lestari adalah diperkenalkannya kalender baru. Kalender
baru yang diperkenalkannya ini, dengan sedikit penyempurnaan, tetap terpakai
sejak itu.
Julius Caesar
adalah salah seorang dari tokoh politik yang punya daya kharisma dalam sejarah,
melekat dalam dirinya pelbagai rupa bakat. Dia seorang politikus yang sukses,
seorang jendral yang brilian, seorang orator yang mempesona, dan seorang
penulis yang bagus. Buku yang ditulisnya (De bello Gallico) melukiskan ihwal
penaklukan Gaul, sudah lama dianggap sebagai karya kesusasteraan klasik.
Menurut pendapat banyak mahasiswa, buku itu paling mudah dibaca dan paling
menarik dari semua kesusasteraan klasik. Caesar
berpembawaan berani, penuh energi, dan ganteng. Tak salah dicatat, Caesar terkenal juga seorang perayu ulung, seorang Don Yuan,
bahkan menurut ukuran jamannya pun dia termasuk jempolan. (Petualangan cintanya
yang paling terkenal tentu saja --romannya yang menggemparkan dengan
Cleopatra).
Watak Caesar
sering jadi sasaran kritik. Ambisinya terhadap kekuasaan terlampau besar, dan
dia memang betul-betul gunakan jabatannya untuk perkaya diri. Tetapi, tak
seperti umumnya politisi yang ambisius, dia tidaklah licik dan plintat-plintut,
dan tidak pula munafik. Caesar seorang keras dan kejam tatkala
memerangi Gaul. Di lain pihak, dia teramat ramah kepada orang-orang Romawi
penentangnya yang sudah dipatahkannya.
Ini merupakan petunjuk dari nama baik yang
melekat pada dirinya. Karena itu, baik gelar raja Jerman "Kaiser"
maupun raja Rusia "Czar", berasal dari nama Caesar. Dia senantiasa lebih masyhur dari cucu kemenakannya
Agustus Caesar, tokoh yang sesungguhnya pendiri
kekaisaran Romawi. Tetapi, pengaruh sesungguhnya Julius Caesar terhadap sejarah tidaklah setara dengan ketenaran
namanya. Memang betul, dia pegang peranan penting dalam jatuhnya Republik
Romawi. Tetapi arti penting ini tidaklah perlu dilebih-lebihkan, karena
republik itu sebetulnya sudah sempoyongan dengan sendirinya.
Karya terpenting Caesar ialah penaklukannya atas Gaul. Daerah yang
ditaklukkannya tetap berada di bawah kekuasaan Romawi selama hampir lima abad.
Dalam jangka masa itu, semuanya "diromawikan." Hukumnya,
adat-istiadatnya, bahasanya, dan juga kekristenan Romawi. Bahasa Perancis
sekarang pada dasar pokoknya berasal-usul dari bahasa Latin masa itu.
Penaklukan Caesar
atas Gaul juga pengaruh penting terhadap Romawi sendiri, karena menyediakan
pelindung buat Itali selama berabad-abad dari serangan dari sebelah utara.
Sesungguhnya penaklukan Gaul merupakan faktor keamanan buat keseluruhan
kekaisaran Romawi.
Apakah Romawi --cepat atau lambat-- mampu
menaklukkan Gaul tanpa Julius Caesar? Mereka tidak punya
kelebihan teknologi atau kelebihan jumlah daripada suku-suku Gaul. Tetapi di
lain pihak, Romawi sudah meluaskan daerahnya di masa sebelum Caesar menaklukkan Gaul, begitu pula sesudahnya. Menilai
keefektifan segi militer Romawi saat itu dan keretakan yang ada dalam tubuh
suku-suku Gallic, tampaknya memang kecil kemungkinan Gaul bisa bertahan sebagai
suatu bangsa merdeka. Namun, tidaklah disangsikan lagi Caesar merupakan seorang jendral yang sesungguhnya sudah
menaklukkan pasukan Celtic yang besar dan menaklukkan Gaul. Dan tercantumnya
dia di daftar buku ini adalah karena terutama dari apa yang sudah dilakukannya
itu.
0 komentar:
Posting Komentar